Game Bola yang Bikin Emosi Inilah Jatuh-Bangunnya Marcel Desailly Pro Soccer
Awal 2000-an menghadirkan persaingan paling sengit dalam genre game sepakbola. Ketika FIFA dan Pro Evolution Soccer saling berebut posisi teratas, muncul Marcel Desailly Pro Soccer sebagai penantang baru. Pengembangnya memanfaatkan nama besar sang bek Prancis yang berhasil meraih Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Mereka merilis game ini di banyak platform, termasuk PS1, PS2, PC, dan N-Gage, dengan harapan bisa menarik perhatian penggemar sepakbola. Namun, perjalanan game ini tidak berjalan sesuai harapan.
Konsep Menarik yang Tidak Pernah Menjadi Kekuatan
Campuran Arcade dan Simulasi yang Tidak Sinkron
Secara konsep, pengembang mencoba menggabungkan gameplay arcade yang cepat dengan nuansa simulasi. Ide ini tampak berani dan segar. Namun, begitu pemain mencoba, semua ambisi itu runtuh. Bola bergerak sangat ringan dan sering berubah arah tanpa alasan jelas. Selain itu, operan kehilangan bobot dan tembakan tidak terasa kuat. Fisika bola ini membuat pertandingan tampak aneh sejak menit pertama.
Kontrol Kaku yang Menguras Kesabaran
Input Terlambat dan Gerakan Tidak Konsisten
Selanjutnya, kontrol yang seharusnya mendukung permainan justru menimbulkan frustrasi. Pemain bergerak dengan kaku, dan animasi sering tertinggal dari input tombol. Ketika pemain menekan tombol oper atau tembak, perintah itu tidak selalu langsung terjadi. Karena jeda ini, ritme permainan menjadi kacau. Sementara itu, kompetitornya sudah menawarkan kontrol cepat dan akurat, sehingga kelemahan ini tampak semakin jelas.
Konten Minim yang Tidak Mengikat Pemain
Kurangnya Mode Menarik dan Progres Jangka Panjang
Selain masalah gameplay, Marcel Desailly Pro Soccer juga kurang memanjakan pemain dengan konten. Saat game lain sudah menghadirkan mode karier panjang, sistem transfer, dan kedalaman taktik, game ini hanya memberikan pilihan yang dangkal. Pemain tidak menemukan alasan kuat untuk terus kembali memainkan game ini. Setelah beberapa pertandingan, rasa bosan pun muncul dengan cepat.
Kualitas Tidak Merata di Semua Platform
PS1: Terlambat Memasuki Pertandingan
Versi PS1 langsung mengalami kesulitan. Grafik terlihat ketinggalan zaman, animasi patah-patah, dan frame rate tidak stabil. Akibatnya, pengalaman bermain terasa kurang nyaman sejak awal.
PS2: Harapan yang Tidak Membawa Perubahan
Meskipun PS2 seharusnya menawarkan visual dan performa terbaik, versi ini tetap mengecewakan. Visualnya kurang detail, kecerdasan buatan pemain tampak tidak tegas, dan gameplay terasa belum selesai.
PC: Masalah Teknis Menumpuk
Versi PC bahkan menghadirkan lebih banyak masalah. Optimisasi buruk menyebabkan performa sering turun. Selain itu, kontrol dengan keyboard maupun gamepad sama-sama tidak nyaman. Banyak bug grafis muncul sepanjang permainan, dan kualitas visualnya tidak meningkat signifikan dibanding versi konsol.
N-Gage: Port yang Tidak Terencana Matang
Ketika game ini masuk ke N-Gage, masalah baru pun muncul. Kamera layar vertikal membuat pertandingan sulit dinikmati. Animasi sangat terbatas, dan gameplay semakin kaku. Keterbatasan hardware memang menjadi tantangan, tetapi pengembang tetap tidak menunjukkan upaya adaptasi yang memadai.
Nama Besar Tidak Cukup untuk Menyelamatkan Game Ini
Eksekusi Lemah yang Menjatuhkan Ambisi
Sebagai penutup, Marcel Desailly Pro Soccer jatuh karena banyak faktor yang saling berkaitan. Pengembang merilis game ini tanpa penyempurnaan yang memadai, sehingga masalah teknis dan gameplay terjadi di semua platform. Meskipun nama Marcel Desailly membawa harapan besar, kualitas game ini tidak mampu menyeimbangkannya. Akibatnya, game ini lebih sering disebut sebagai salah satu judul sepakbola paling mengecewakan di era 2000-an.